The Cases of Racism, Cultural Appropriation, and Stereotypes in Social MediaBy: Danisha Emmanuella | X IPS
Ditulis untuk Mata Pelajaran Lintas Minat Antropologi | 7 Oktober 2021 If you have been around social media, you might be familiar with the term ‘cancelled’ . If you are not familiar with it, the term is a definition where a person will not be supported publicly because of one’s negative action. This essay was inspired by a pattern I see in social media, the pattern had always been almost identical it wasn’t surprising. In the social media world, an influencer is a start where everything in social media flows, or also known as a trend. To be supported by the public and stay ‘relevant’ one has to have a certain image. The image you show to the public will always stay on the internet. As an influencer, keeping up with the image or the part you decide to play in social media has its certain ups and downs. One of the things that has peaked my interest about this topic was how it happens a lot of times on the internet, especially in Indonesia. How are the three topics (Racism, Cultural Appropriation and Stereotypes) associated with being “Cancelled” if you may ask? The pattern of influencers getting ‘cancelled’ will always start when a certain media of them in the past doing controversial things gets leaked on the internet. (some influencers immediately get cancelled after they did a certain offensive action, but the most common cycle is how they were most likely ‘exposed’) the cycle of the influencer is always the same. ➔ One has done a certain action resulting one to get viral in social media and have enough viewers to have a platform in social media and be known as an ‘influencer’ ➔ Until an old media (can take the shape of a video, picture, or a leaked conversation etc.) of the certain influencer resurfaces of them participating in an offensive action. ➔ The certain video of one’s doing an offensive action spreaded over the internet, resulting in the public and viewers ‘boycotting’ and stop supporting the influencer (Or also known as ‘being cancelled’) What really puzzled me was how almost every single influencer in the social media world who has been uncovered to be a horrible person who was nothing like their image they have pursued to be has been so called ‘cancelled’ for doing something similar with the other influencers who has been so called ‘cancelled’. You might be confused, what is that certain action that some cancelled influencers have done?
0 Comments
By: Danisha Emmanuella
X - IPS I have taken part in the Artfest event, many students have taken part with each different part of the song they have been assigned to. I was assigned to sing the song Happier Than Ever by Billie Eilish with Anin, a friend of mine. I was given a role to sing a duet with her, we were assigned to separate parts of the song for each other, but some of the parts were changed by the seniors due to the parts of the song not fitting for our voice. The seniors who have guided me and Anin throughout the process of practicing to recording were Kak Kisya, Kak Zefa, Kak Umboh, and many more kind-hearted students that have helped us. Anin, my partner to sing together in the song has also helped me with some parts of the song. My position in the song was mostly the same as Anin’s since we have to make sure each singer has an equal amount of singing time and lines, but some of the parts Anin take part in were mostly high notes since her voice suits higher notes better than I do, as her voice range compliments higher notes very well. What has interested me the most was the song choice given, the song was popular and some of the parts had lines where curse words were mentioned. But what made the song shine was how complicated and the duality from the opening and ending of the song was. The range of how Billie sang softly in the opening of the song and how it slowly ranged into a rock and more aggressive way shows how the singer feels in the song. The song itself is a breakup anthem where the singer herself shows her hatred towards her past lover. The song itself really plays how frustrated the singer felt and how Billie felt unhappy to be with her past lover. “When I’m away from you, I'm happier than ever” (this verse being sung by Anin) the lyric was sung in a soft blue feel, where later getting closer to the bridge the song will slowly escalate. “You scared me to death, but I'm wasting my breath cuz you only listen to your f***king friends” (this verse being sung by me) is the part where the song starts to escalate, we can see how Billie tried to advise her past lover but being stubborn also ticked Billie off. At the end of the song, everything was so loud and chaotic that you can hear Billie screaming out of frustration in the background. The beauty in the song was how soft Billie sang at the first verse and you can hear how tired and angry the singer sounded halfway through the song. Even though I haven’t been in a rough relationship as rough as Billie, people hearing the song or someone else singing the song can feel the emotions being poured through the lyrics. Maybe you are having a bad day? Or someone close to you is showing their ugly true colors to you? The lyrics still apply to every negative thing you feel. Even though we may haven’t experienced the same thing Billie has felt, we can still feel like we relate to the lyrics since the lyrics felt so personal and painful. Some people who may feel betrayed, frustrated, or maybe somewhere in between or maybe feeling a little sad, you can still relate to the song lyrics as much your heart likes. References : Stefannee, Wang.2021.THE STORY BEHIND BILLIE EILISH'S "HAPPIER THAN EVER," EXPLAINED.8,4 2021.https://www.nylon.com/entertainment/billie-eilish-happier-than-ever-lyrics-explained Accessed on 12/10/2021 GENIUS.2021.Happier Than Ever.https://genius.com/Billie-eilish-happier-than-ever-lyrics Accessed on 12/10/2021 Oleh: Felicita Regina & Anasthasya Sumerah - 12 MIA
Tepat setahun lalu, pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), ini dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19 yang tengah mewabah di Indonesia. Berawal dari diliburkan selama 2 minggu, lalu bertambah dan bertambah seiring dengan jumlah kasus positif hingga sekarang tepat 1 tahun “diliburkan”. Awalnya rasanya menyenangkan bisa diliburkan dengan waktu yang cukup lama. Namun, lama kelamaan semakin panjang waktu “libur” yang diberikan, semakin jenuh rasanya untuk berdiam diri di rumah saja. Setelah setahun merasakan belajar dari rumah, rasa bosan selalu timbul tiap saat. Mungkin beberapa murid tidak terlalu merasakan kebosanan yang memuncak. Tapi bagi beberapa murid lainnya, sangatlah susah menahan rasa bosan yang berlarut ini. Sehingga selama PJJ setahun ini banyak dari kita yang terkadang masih berpergian keluar. Tentunya dengan izin dari orang tua mereka masing-masing. Mungkin banyak kekecewaan yang kita rasakan tetapi dibalik itu semua ada banyak hal baik yang datang selama satu tahun ini. Banyak pengalaman baru yang kita dapati, penemuan-penemuan baru yang kita coba, dan hobi baru yang kita temukan. Namun, ada juga rasa kesenangan tersendiri dari pandemi ini. Kalau dipikir-pikir lagi, satu tahun terasa cukup cepat untuk berlalu. Banyak kebiasaan baru yang kita ciptakan. Tradisi baru pun muncul di sekolah kami. Banyak hal-hal yang sudah kita rencanakan dari setahun lalu tidak dapat dilaksanakan. Semua ini terjadi di luar dari ekspektasi kami semua. Namun, dalam kondisi seperti ini mau tidak mau kita harus bisa menyesuaikan itu semua. Menciptakan tradisi online. Dari semua itu kita belajar untuk membuat hal-hal yang baru, yang sebelumnya belum kita ketahui sama sekali. Walaupun banyak kegagalan yang sering terjadi disaat mencoba hal baru. Namun, banyak juga jalan keluar yang kita terkadang temui. Bahkan sampai saat ini pun, kegagalan itu terus datang. Banyak suka dan duka yang kita rasakan selama satu tahun ini. Namun di situasi seperti ini kita harus menikmati apapun yang terjadi pada kita dan menjadi pengalaman baru dalam hidup kita. Dari pandemi ini kita juga belajar bahwa keadaan tidak dapat membatasi kita untuk melakukan suatu hal. Walaupun banyak hal baru yang membuat kita nyaman di rumah saja. Akan tetapi, harapan kita pada pandemi ini, yaitu semoga virus ini bisa cepat hilang dari muka bumi ini. Karena rasanya tak tega melihat para tenaga medis dan pemerintah yang mati-matian mencegah penyebaran virus yang begitu cepat ini. Semoga pandemi ini dapat berlalu dengan cepat agar kita dapat beraktivitas kembali lagi seperti semula. Tak lupa juga kita ucapkan terima kasih kepada semua tenaga medis dan pemerintah yang sudah berjuang hingga saat ini dan jangan lupa berterima kasih lah kepada diri kita sendiri karena sudah mampu bertahan hingga detik ini. Teruslah melihat hal yang positif yang ada di depan kita. Terima kasih. Oleh: Timothy Rafael - 10 IIS-1 Bermula dari libur dua minggu dan nggak terasa hari ini tepat setahun para pelajar di seluruh Indonesia menjalankan yang namanya belajar dari rumah. Pada awal-awal pemerintah menginstruksikan para siswa belajar dari rumah, waktu itu saya masih ada di bangku kelas 9 SMP. Pada awalnya saya agak canggung dengan pembelajaran dari rumah ini. Karena cara belajar sekolah offline dan online ini sangat berbeda sekali. Tapi, seiring berjalannya waktu saya mulai bisa menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring ini. Banyak sekali hal-hal baru yang saya dapat dan kembangkan dengan adanya pembelajaran online ini. Dimulai dari kelas 9 SMP, waktu pertama kali diliburkan, awalnya saya senang karena tidak ada kegiatan belajar mengajar, bersantai-santai, tidak ada beban pikiran. Tapi setelah satu minggu berjalan, saya mulai kangen dengan suasana di sekolah. Kangen ketemu temen, main bareng temen di sekolah, bolos ke kantin, dan lain-lain. Saya sudah tidak sabar untuk masuk sekolah lagi. Tapi lima sampai tiga hari sebelum masuk sekolah, pihak sekolah memberikan pengumuman bahwa pembelajaran dari rumah diperpanjang. Saya sangat kaget dan sedih karena saya tidak jadi bertemu dengan teman-teman di sekolah. Dan yang membuat saya sedih adalah, ketika lulus SMP saya tidak ada perpisahan dengan teman di sekolah. Dan akhirnya saya sudah menduduki bangku sekolah SMA walaupun masih dengan sekolah online. Tapi dengan adanya pembelajaran online ini banyak sekali hal yang saya dapat di SMA dibanding SMP, di SMA saya lebih bisa mengembangkan potensi, bakat, dan minat saya. Yang tadinya saya tidak bisa membuat artikel, kini saya sudah mulai mengerti cara membuat artikel, yang tadinya saya tidak bisa buat essay, sekarang saya mulai mengerti caranya membuat essay, yang tadinya saya kurang bisa menggunakan Google Docs, Google Slide, Google Sheets, dan lain-lain, di SMA saya diajarkan itu semua. Karena di pembelajaran online ini kebanyakan tugas-tugas atau hampir semua tugas menggunakan Docs atau Slide atau Sheet atau yang lainnya. Yang tadinya saya kurang bertanggung jawab dengan nilai-nilai saya, sekarang di SMA saya lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap nilai-nilai saya. Saya mulai mencoba ikut berpartisipasi dengan adanya acara pentas seni yang dilakukan secara daring. Banyak hal yang saya dapat dengan ikut berpartisipasi di acara pentas seni ini. Saya jadi bisa belajar mengenai hal-hal recording. Dengan adanya tugas-tugas sekolah, saya bisa mengembangkan kemampuan saya. Contohnya membuat video. Saya bisa belajar banyak dari sana. Komunikasi saya lebih menjadi tertata, yang tadinya banyak orang yang bilang saya kalau ngomong gak jelas, akhirnya mereka mulai suka mendengarkan saya berbicara. Lalu, editing video. Saya mulai bisa mengedit video dari tugas yang diberikan guru. Saya bisa tahu caranya memotong bagian video yang tidak diinginkan, saya bisa tahu caranya memasukkan audio atau musik ke dalam video, saya bisa tahu caranya memasukkan teks ke dalam video, dan lain-lain. Dari situ saya mengerti bagaimana caranya mengedit video. Ada banyak hal yang bisa saya ambil dengan adanya pembelajaran online atau daring ini. Saya mulai bisa mengatur waktu saya, mulai bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan tugas-tugas yang diberikan guru-guru. Walaupun terkadang tuntutan deadline itu sangat membuat saya menjadi tertekan, tapi saya belajar bahwa itu adalah tanggung jawab saya sebagai murid. Saya bersyukur masih bisa sekolah sampai saat ini walaupun dalam kondisi daring. Dan sekarang saya lebih nyaman dengan adanya sekolah online ini daripada sekolah offline. Entah sampai kapan covid ini berakhir, tapi yang pasti saya sedang menikmati masa-masa ini, karena dengan sekolah online saya bisa menemukan hal-hal baru yang tidak pernah saya temukan, yang tadinya saya merasa saya tidak bisa, tapi dengan adanya sekolah online ini saya mulai menyadari ternyata saya bisa. Program kegiatan Artfest adalah salah satu program yang aku presentasikan sebagai calon ketua OSIS pada masa pemilihan. Seharusnya acara ini dirancang dalam bentuk gallery seni yang diadakan di sekolah, dan diakhiri dengan konser malam puncak dengan penampilan performing arts.
Setelah saya terpilih sebagai ketua OSIS program kegiatan Artfest ini menjadi program kegiatan OSIS SMA 1 PSKD. Namun keadaan tidak terduga terjadi. Kondisi pandemi yang datang sekarang membuat acara ini diundur sangat jauh sekali. Selain tanggal yang diubah, konsep dan bentukan acaranya pun berubah. Dengan diadakannya acara Artfest ini kita berharap agar bisa mengadakan acara besar yang melibatkan tiap siswa SMA 1 PSKD, seharusnya kita bisa meluangkan waktu bersama dan berinteraksi dengan penonton secara tatap muka. Namun sekarang kita malah mengkems penampilan secara online. Jujur awalnya ngerasa seperti gampang untuk menjalankannya secara online. Tinggal latihan, rekaman, shooting, dll. Ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Latihan musik, latihan nyanyi, dan lainnya sangat susah untuk dijalani. Mau tidak mau kita harus ketemu untuk rekaman dan shooting dengan protokol kesehatan. Juga beberapa kali latihan secara virtual. Progres dalam rekaman yang juga sulit. Banyak waktu juga tenaga yang terkuras dalam proses latihan demi hasil yang memuaskan telinga. Dalam segi musik kami sangat awam untuk masalah sourcing dan mastering suatu audio. Akhirnya kita mencari cara untuk menghubungi salah satu orang yang handal dibidang itu dan mau untuk mengajari kita cara memproduksi suatu lagu dengan baik. Setelah belajar dan feedback audio, kami memulai untuk rekaman di salah satu studio dan sampai sekarang masih berproses. Selain musik kami juga sudah menyiapkan beberapa penampilan seni lainnya yang dilakukan di rumah saja. Walau di rumah saja dijamin tidak kalah seru sama musik. - BPH OSIS 2020-2021 Hai semuanya!
Nama saya Sukma Miranda Prijatna. Saya dari kelas XI-IPB, dan saya menjabat sebagai ketua OSIS periode 2017/2018. Awalnya, saya sama sekali tidak pernah berfikir untuk menjadi seorang ketua OSIS. Sehingga, pada saat nama saya disebutkan sebagai salah satu kandidat ketua OSIS, saya sangat kaget, bahkan takut. Saya sadar bahwa jika saya terpilih, saya harus memegang kepercayaan dan tanggung jawab yang sangat besar. Dan jujur, pada saat itu saya merasa belum siap. Pemilihan OSIS di tahun ini agak unik, karena pada saat pembacaan hasil pemilihan putaran kedua, hasil voting saya dan teman saya, Cita, jumlahnya sama persis. Sehingga, hasil keputusan akhir ada di tangan BPH OSIS/MPK periode 2016/2017 dan kepala sekolah. Dan, pas banget pada saat itu saya sedang sakit sehingga tidak bisa hadir disekolah untuk menunggu hasil keputusan. Hari itu, saya mendapat panggilan lewat telepon dari salah satu BPH OSIS pada saat itu, dan ia mengatakan bahwa saya terpilih menjadi ketua OSIS. Perasaan saya bercampur aduk. Saya merasa tidak percaya sudah terpilih menjadi ketua OSIS. Dan saya sadar, bahwa kepercayaan yang sangat besar telah diberikan kepada saya, dan hanya ada satu hal yang harus saya perbuat, menjalankan kepercayaan itu. Masa pelantikan merupakan titik yang sangat emosional bagi saya. Pada saat saya berdiri didepan untuk mengucapkan kata sambutan sebagai ketua OSIS, banyak hal yang ingin saya sampaikan, tetapi saya tidak bisa mengucapkan apapun selain terima kasih. Saya merasa bangga bisa menjadi seorang yang mempunyai peran penting di SMA 1 PSKD, sekolah yang telah membawa banyak perubahan positif dalam diri saya. Well, I really hope that this year will be a great year. Saya berharap semua akan berjalan dengan lancar dan akan banyak perubahan positif. I’m also looking forward to working with everyone Thank you. Sukma Miranda Prijatna – XI-IPB Selamat Pagi, Tak terasa 1 semester sudah berhasil kami lewati bersama dan konser natal "Reflection of The Light" kamis kemarin, menjadi penutup dari panjangnya satu semester yang telah kami lewati. Banyak hal yang saya pribadi dan teman teman telah lewati bersama. Waktu, usaha dan pikiran telah banyak kami tuangkan untuk melewati masa satu semester. Tentunya bukan hal yang mudah bagi kami (2016 and 2017 students) untuk melalui semuanya dengan bertemu bagian keluarga baru (2018 students). Kedatangan sebanyak 50 murid lebih ke dalam keluarga SMA 1 PSKD merupakan salah satu catatan terbaik yang ada pada tahun ini. Selain itu, banyak juga menurut saya perkembangan - perkembangan yang terjadi di bidang olahraga di SMA 1 PSKD. Kami berhasil membawa pulang piala walikota dalam cabang olahraga Handball, putra dan putri. Sebuah catatan yang membanggakan bagi SMA 1 PSKD. Di lain tempat juga banyak murid SMA 1 PSKD yang mendapatkan kesempatan untuk mewakili masing - masing daerah di beberapa cabang olahraga. Hockey, Handball dan Basket. Sepanjang 2015 ini mungkin bukan tahun yang sempurna bagi saya, namun di tahun 2015 ini saya pribadi belajar banyak hal bahwa terkadang segala sesuatu di dalam hidup kita tidak akan berjalan sesuai apa yang kita harapkan. Banyak godaan, tabrakan atau goncangan yang terjadi dalam satu tahun yang telah saya dan teman - teman jalani. Namun, satu hal yang saya tahu pasti adalah kami semua telah memberikan 100% usaha yang bisa kami lakukan dalam satu semester ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan selamat bekerja untuk OSIS selanjutnya yang akan dipimpin oleh Yosafat Ferdinand (XI - IPA) dan juga MPK selanjutnya yang akan dipimpin oleh Jeremy Gaghansa (XI - IPA). Dukungan dari teman - teman juga akan sangat membantu mereka berdua dalam pekerjaannya. At the end, saya harus mengucapkan banyak - banyak terimakasih atas usaha, kerja keras dan waktu yang telah diberikan kepada semua warga SMA 1 PSKD dalam satu tahun ini. Mereka semua adalah bagian dari saya dalam hampir 3 tahun terakhir dan akan selalu menjadi bagian dari saya. So enjoy your Christmas Break, Selamat Natal dan Tahun Baru! Yuri - XII IPA Hai semuanya! Nama saya Agnes Rumondang, biasa dipanggil Agnes. Saat ini saya duduk di kelas XII IPS. Saya adalah bagian dari OSIS SMA 1 PSKD di Sekbid Akademik. Dari dua komponen utama di atas yaitu kelas XII dan Sekbid Akademik, saya mau mengaitkannya dan membagikan pengalaman saya. Saat duduk di bangku kelas XII, pasti ada satu hal yang akan menghantui murid-murid SMA yaitu universitas. Hal ini tentu amat sangat penting karena hal ini merupakan salah satu step untuk menentukan masa depan kita. Banyak anak kelas XII yang bingung dalam memilih jurusan dan universitas yang akan dipilihnya. Padahal sebelumnya saat duduk di kelas X atau XI, banyak orang-orang terdekat seperti sahabat, keluarga atau bahkan *uhuk* pacar, yang sudah mengingatkan kita untuk mempersiapkan pilihan kita dalam menentukan langkah kita berikutnya setelah lulus dari SMA. Saya sempat mengalami hal serupa. Namun, saat ini saya telah mantap dengan pilihan saya. Bagaimana caranya? Susah susah gampang kok! Ini cara yang saya gunakan:
Oh iya, sekedar reminding. Jangan sampai karena terlalu bingung menentukan jurusan dan universitas, kita jadi tidak fokus belajar dan melalaikan kewajiban sekolah seperti tugas dan ulangan yang akhirnya malah memperparah keadaan. Sudah tidak tahu mau melanjutkan kemana, tidak sanggup pula mengikuti tes karena tidak mengerti apa-apa. *catatan: kalau kamu mengincar PTN untuk langkah berikutnya, persiapkan PTS untuk plan B ya. Bukan soal pesimis, tapi apa salahnya sedia payung sebelum hujan ? kecuali.. kalau kamu mau menunggu 1 tahun lagi dan kembali mencoba SBMPTN. Work hard, pray hard! Agnes R - XII IPS - Sek. Akademik Halo, gue Sabillah Pratiwi dari kelas 12 IPS. Sekarang udah kelas 12 berarti udah kurang lebih 2 tahun jadi murid SMA 1 PSKD. Selama 2 tahun gue terbiasa dengan sistem moving class, personal project, diskusi kelompok dan guru sebagai mediator. Rata-rata setiap pelajaran punya 3 tugas, 2 ulangan dan 2 mid, itu gue jalanin selama 2 tahun.Jadi mulai terbiasa dengan itu semua. Seru, seru banget bisa eksplor materi-materi yang text book banget menjadi ilmu yang seru yang bisa diliat di kehidupan sehari-hari, ilmunya jadi lebih dimengerti banget apalagi guru-guru yang ngerti banget cara belajar yang asik. Nah tapi di kelas 12 ini justru gue dan satu angkatan dibawah gue harus menyesuaikan diri dari awal lagi, karena sistem yang sedikit berbeda, pada dasarnya sama banget masih ada personal project dll tapi cara penilaian yang berbeda, biasanya kita mengerjakan, memberi draft, lalu mendapat nilai tetapi untuk di tahun ini agak berbeda keaktifan murid dapat membantu nilai murid jadi kalau lo dapet nilai 75 tapi menurut guru mapel tersebut lo aktif tanya-tanya materi itu bakal nambahin nilai lo jadi KKM, bahkan lebih. Buat yang gak tau apa itu KKM, KKM adalah nilai minimum yang harus lo dapet dan di SMA 1 PSKD rata-rata adalah 80 menurut gue itu nilai yang besar dan dapetnya gak gampang, so gue sangat antusias buat tahun ajaran ini karena sistem baru yang mengharuskan murid jadi lebih aktif. Halo nama gua Gernas Geraldi. Gua kelas XII-Bahasa. Disini gua Cuma mau sharing tentang apa aja yang gua udah dapet di SMA 1 PSKD ini. SMA 1 PSKD menurut gua pribadi itu SMA yang benerbener beda bgt. Banyak bgt yang gua udah dapet dari SMA 1 PSKD. SMA 1 PSKD ini ngerubah gua. Ngerubah bgt. Dari yang tadinya pas SMP males, gapeduli sama tugas-tugas, gapernah merhatiin guru nerangin sekarang malah jadi bukan rajin sih jatohnya. Gua cuma nikmatin tugas-tugas yang harus di kerjain. Kenapa gua bisa bilang gua nikmatin? Ya karena di SMA 1 PSKD ini kalian bisa ngerancang program belajar kalian sendiri. Kalian bisa akal-akalin tugas itu supaya bercabang. Bercabang disini maksudnya misalkan kalian ngerjain tugas yang isinya tuh mencakup lebih dari 1 pelajaran bahkan bisa lebih dari 3. Kalo kurang jelas langsung dating ke SMA 1 PSKD aja. Kalo gua jelasin disini ga cukup. Hehe. Pokoknya sekolah ini gokil, akademik kalian bisa kalian kembangin dengan ‘gaya’ kalian masing-masing. Asik deh. Ga Cuma peningkatan akademik yang gua dapetin disini. Ada banyak lagi, karena gua anak basket, di SMA ini gua ngerasa dapet banyak banget pengalaman di basket, mulai dari tanding, nonton pertandingan, coaching clinic sama team Satria Muda, dan banyak lagi deh. Ga Cuma di basket, di organisasi, di event-event yang di adain OSIS, bahkan sehari-harinya di SMA 1 PSKD ini lu bakal dapet ‘sesuatu’ disini. Sesuatu itu bisa pengalaman, pelajaran, omelan dari guru, pujian dari guru, masalah, motivasi, banyak lagi deh. Pokoknya sekolah ini seru & rame. Itu menurut gua pribadi. Jadi, kalo kalian mau nyari sekolah yang beda dan tipe lu banget. Ya ini, SMA 1 PSKD. SMA yang bakal ngasih jalan buat ngembangin diri lu sendiri&dengan ‘gaya’ lu sendiri. Thank you. God bless you! Gernas Geraldi - XII IPB |
Murid SMA 1 PSKD"We are the challengers!" Archives
May 2022
Categories |