SMA 1 PSKD
  • About
    • Principal's Note
    • Online Learning
    • Akademik
    • Rules
    • FAQs
    • Testimony >
      • Students
      • Alumni
    • Achievements
  • Pendaftaran
    • Pendaftaran Online
    • Biaya Pendidikan
    • Keringanan Biaya
  • Our Comunity
    • Activities >
      • Christmas Celebration
      • BAKSOS
      • Basketball
      • Extra-Curriculer
      • Karate
      • Retreat
      • Study Tour Melbourne
      • PMB
      • LDKS
    • Students >
      • OSIS & MPK
      • MPK
    • Blog >
      • Sudents' Blog
      • MPK Blog
      • Principal's Blog
      • Teachers Blog
    • Media PSKD
    • PSKD Schools
  • Gallery & Portfolios
    • Portfolios
    • Videos
    • Photos >
      • 2017 - 2018 >
        • 17 AGUSTUS
        • LDKS
        • Pelantikan Osis
        • Retreat
      • 2016 - 2017 >
        • 17 Agustus
        • Christmas
        • Pelantikan OSIS
        • Rapat Kerja OSIS
        • Retreat
    • Liputan Media
  • Contact Us
  • More...
    • Documents
    • Now Hiring
    • Sponsors / Suppliers
    • Our Suppliers / Partner
  • About
    • Principal's Note
    • Online Learning
    • Akademik
    • Rules
    • FAQs
    • Testimony >
      • Students
      • Alumni
    • Achievements
  • Pendaftaran
    • Pendaftaran Online
    • Biaya Pendidikan
    • Keringanan Biaya
  • Our Comunity
    • Activities >
      • Christmas Celebration
      • BAKSOS
      • Basketball
      • Extra-Curriculer
      • Karate
      • Retreat
      • Study Tour Melbourne
      • PMB
      • LDKS
    • Students >
      • OSIS & MPK
      • MPK
    • Blog >
      • Sudents' Blog
      • MPK Blog
      • Principal's Blog
      • Teachers Blog
    • Media PSKD
    • PSKD Schools
  • Gallery & Portfolios
    • Portfolios
    • Videos
    • Photos >
      • 2017 - 2018 >
        • 17 AGUSTUS
        • LDKS
        • Pelantikan Osis
        • Retreat
      • 2016 - 2017 >
        • 17 Agustus
        • Christmas
        • Pelantikan OSIS
        • Rapat Kerja OSIS
        • Retreat
    • Liputan Media
  • Contact Us
  • More...
    • Documents
    • Now Hiring
    • Sponsors / Suppliers
    • Our Suppliers / Partner

Lah, Instagram Berubah Jadi TikTok?!

7/5/2021

0 Comments

 
​Sebuah Penyadaran Bahwa Berubah Itu Tidak Apa-apa
​Adam Mosseri, kepalanya Instagram sendiri bilang bahwa sekarang Instagram tidak lagi memfokuskan diri sebagai aplikasi berbagi foto (berukuran kotak). Dalam media sosialnya dia menyampaikan, Instagram kini fokus pada area: Kreator, Video, Belanja, dan Berkirim Pesan. Orang datang ke Instagram untuk dihibur, to be entertained, katanya.

Sejak TikTok muncul, didukung oleh kualitas internet yang relatif lebih baik dan stabil, banyak pengikut yang mulai memberikan pengalaman serupa. YouTube salah satunya, dia sekarang punya fitur YouTube Shorts yang isinya mirip sekali dengan TikTok. Nah, sekarang Instagram telah merambah dunia video sharing ini dengan fitur yang mereka namai Reels.

Baik TikTok, YouTube Short, maupun Instagram Reels punya tampilan interface yang hampir tidak bisa dibedakan: mayoritas video vertikal, ada tombol like, dislike, komentar, dan share. Fungsi untuk kreator ditawarkan dengan memberikan fitur Remix atau Duet, filter berteknologi Augmented Reality yang lucu-lucu dan kreatif, serta banyaknya pilihan lagu yang legal untuk digunakan. Kesemuanya pun juga memberikan fitur video editing dan pemberian special effect yang sangat mudah. 

Rasanya belum begitu lama yang lalu ketika banyak penonton televisi yang minggat ke YouTube, tahu-tahu saat ini bentuk media hiburan sudah berubah lebih jauh lagi. Sekarang bagaimana kita menghadapinya? Sebelumnya kita definisikan dulu siapa kita. Saya coba membagi menjadi setidaknya dua kategori: kreator dan konsumen.
​Sadarlah, Kamu Konsumen

Untuk kita sebagai konsumen, mau menyadarkan (dan mengingatkan jika sudah tahu) bahwa semua bentuk konsumsi hiburan didesain untuk terus menerus dikonsumsi, terus menerus ditonton. Cara industri hiburan bertahan ya memang hanya itu, maka segala ilmu mengenai bagaimana kerja otak digunakan untuk mempelajari pola manusia mencari hiburan. Cliffhanger pada serial drama, earworm berpola monoton pada iklan, tren musik, tren fashion, dan lain-lain, kesemuanya menjadi big data yang digunakan untuk membuat kita terpaku pada media ini, lalu mereka menyelipkan iklan-iklan sebagai pemasukan mereka. Nah, Instagram Reels sekarang sudah mulai memunculkan iklan.

Teknologi semakin berkembang, yang tadinya iklan dan konten hanya memperhatikan peak hour di televisi, sekarang mereka bisa menyasar langsung pada segmen yang mereka yakin adalah potensi terbesar. Pengalaman saya berselancar di Instagram, YouTube, dan TikTok akan berbeda dengan pengalaman Anda. Saya bocorkan sedikit, YouTube recommendation saya pasti akan berkisar seputar hiking, camping, musik-musik jazz dan indie folk, film dan akting, anime, dan sains. Anda mungkin yang lain, bisa berita terkini, bisa ceramah pemuka agama, bisa video motivasi, dan lain-lain. Jadi kalau Anda konsumen aktif suatu platform dan khawatir akan konten-konten “negatif” yang muncul di gadget pribadi Anda, hmm… kemungkinan Anda yang lebih mencurigakan.

Lalu bagaimana melindungi anak-anak dari konten-konten yang belum pas untuk umur mereka? Saya belum tahu cara yang efektif, tapi setidaknya kita tahu dulu mekanisme ini dan bisa jadi bahan diskusi Anda dalam keterlibatan di masyarakat.

Bangun, Kreator!

Ketika zaman televisi, rasanya jauh sekali untuk kita bisa tampil dan berkarya hingga level televisi. Sampai ada diplomanya sendiri untuk bisa kompeten dalam bidang penyiaran. Nah, sekarang ketika sarana penyiaran dan penciptaan siaran ada di genggaman tangan kecil kita, masa iya tidak kita manfaatkan?

Sekarang video sharing sudah menjadi sangat mudah dan murah. Segala hal yang murah akan berpotensi menghasilkan sesuatu yang murah(an) juga. Konsumen dan kreator pengguna fitur video sharing ini banyak muncul dari milenial muda dan gen z. Entah mana yang duluan, yang pasti konten-konten video sekarang trennya tidak harus sesuatu yang secara teknis ekstravagan. Justru yang biasa saja, apa adanya lah yang cenderung menarik dan viral. Kalau tidak percaya, coba cari kata kunci “kompilasi tiktok jelek”.

Saya tidak mengajak bikin konten murahan. Maksudnya saking mudahnya bikin beginian, masa kita gak mau bikin sesuatu yang berkualitas? Juga banyak konten-konten iseng yang diseriusi, bahkan kreatornya pun naik daun karena kreativitas dan kualitasnya itu. Misalnya punya bakat voice acting, bikin konten yang fokus pada narasi-narasi iklan ala televisi dan radio. Punya literasi finansial, punya awareness tentang isu sosial, bisa bikin konten edukasi. Bahkan tutorial main Beyblade saja bisa jadi konten.

Kemudian apa? Naikkan lagi levelnya! Setelah mendapatkan respon yang baik, bangun platform kamu dengan merespon orang yang komentar, bikin konten baru lagi, dan konsisten. Buat apa? Asal kamu tahu, Content Creator telah menjadi salah satu pilihan karir yang menjanjikan saat ini.

Ayo, bangun and get creative! 

(Rasanya seperti ngomong ke diri sendiri.)

Jakarta, 5 Juli 2021
0 Comments



Leave a Reply.

    About

    Ignas Praditya

    Picture

    Archives

    July 2021
    June 2021
    April 2021
    January 2021
    October 2020
    July 2020
    June 2019
    June 2018
    December 2016
    July 2016
    May 2016
    March 2016
    December 2015
    November 2015
    July 2015
    March 2014


    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.